Kamis, 07 Januari 2010

Bersakit-sakit dahulu ,bersakit-sakit kemudian?


Suatu hari, Fulan (bukan nama sebenarnya), pemimpin sebuah grup orkes campursari yang cukup tersohor di seantero Wonogiri (Jawa Tengah) ditelepon Pak Gagah (bukan nama sebenarnya), warga suatu desa di Kecamatan Jatisrono, Wonogiri. Ia mau menyewa orkesnya Fulan untuk resepsi di rumahnya.

Fulan pun segera menghubungi krunya.

“Wah, kebetulan aku lagi bokek. Aku utang dulu, ya, Bos?” kata si pemain organ.

“Nggak perlu. Nih, aku lunasi dulu honormu nanti,” jawab Fulan sambil menyerahkan uang Rp 300.000. Toh, pikir Fulan, seusai pentas ia akan menerima Rp 1.000.000 tunai untuk lima orang personil orkes: si pemain organ, kru teknik, Fulan sang pemimpin, dan istrinya, Fulanah, yang bertindak selaku penyanyi, serta seorang penyanyi lain.

Singkat cerita, tibalah hari-H. Malamnya, rombongan orkes Fulan menempuh perjalanan ke rumah Pak Gagah.

Hang Tuah

Hikayat Hang Tuah adalah sebuah karya sastra Melayu yang termasyhur dan mengisahkan Hang Tuah.

Dalam zaman kemakmuran Kesultanan Malaka, adalah Hang Tuah, seorang laksamana yang amat termasyhur. Ia berasal dari kalangan rendah, dan dilahirkan dalam sebuah gubug reyot. Tetapi karena keberaniannya, ia amat dikasihi dan akhirnya pangkatnya semakin naik. Maka jadilah ia seorang duta dan mewakili negeranya dalam segala hal.

Hang Tuah memiliki beberapa sahabat karib: Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu. Ada yang berpendapat bahwa kedua tokoh terakhir ini sebenarnya hanya satu orang yang sama saja. Sebab huruf Jawi wau; "ﻭ" dan ra; "ﺭ" bentuknya sangat mirip. Tetapi yang lain menolak dan mengatakan bahwa kelima kawan ini adalah versi Melayu daripada para Pandawa lima, tokoh utama dalam wiracarita Mahabharata.

Hikayat ini berputar pada kesetiaan Hang Tuah pada Seri Sultan. Bahkan ketika ia dikhianati dan dibuang, teman karibnya, Hang Jebat yang memberontak membelanya akhirnya malah dibunuhnya. Hal ini sampai sekarang terutama di kalangan Bangsa Melayu masih kontroversial. Siapakah yang benar: Hang Tuah atau Hang Jebat?

Selain itu setting cerita ini adalah di Malaka sekitar abad ke-14 Masehi. Sebab banyak diceritakan dalam hikayat ini perseteruan antara Malaka dan Majapahit.

Banyak kritik ditujukan kepada orang Jawa dalam hikayat ini. Meskipun begitu senjata paling ampuh, yaitu sebilah keris, berasal dari Majapahit. Malah Hang Tuah lima bersaudara dikatakan menuntut banyak ilmu kebatinan dari petapa Jawa.

Debat kusir Tentang Ayam

Debat Kusir Tentang Ayam

Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum. Beliau memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal. Barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.

Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.

Aturan main sayembara itu ada dua. Pertama, jawaban harus masuk akal. Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri.

Pada hari yang telah ditetapkan para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung. Beliau memanggil peserta pertama. Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar. Baginda bertanya,

"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?" "Telur." jawab peserta pertama.

"Apa alasannya?" tanya Baginda.

"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur." kata peserta pertama menjelaskan.

"Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu?" sanggah Baginda. .
Peserta pertama pucat pasi. Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas. la tidak bisa menjawab. Tanpa ampun ia dimasukkan ke dalam penjara

Kemudian peserta kedua maju. la berkata,

"Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan."

"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya Baginda.

"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur. Bila teiur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa dierami." kata peserta kedua dengan mantap.

"Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan?" sanggah Baginda memojokkan. Peserta kedua bjngung. la pun dijebloskan ke dalam penjara.

Lalu giliran peserta ketiga. la berkata;

"Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur."

"Sebutkan alasanmu." kata Baginda.

"Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina." kata peserta ketiga meyakinkan.

"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan ayam jantan tidak ada." kata Baginda memancing.

"Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan. Telur dierami sendiri. Lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan. Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri." peserta ketiga berusaha menjelaskan.

"Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa sempat mengawininya?"

Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda. la pun dimasukkan ke penjara.

Kini tiba giliran Abu Nawas. la berkata, "Yang pasti adalah telur dulu, baru ayam."

"Coba terangkan secara logis." kata Baginda ingin tahu "Ayam bisa mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam." kata Abu Nawas singkat.

Agak lama Baginda Raja merenung. Kali ini Baginda tidak nyanggah alasan Abu Nawas.

Kisah 3 sahabat

Ada seorang Yogis (Ahli Yoga) mengajak seorang Pendeta bersekongkol akan memperdaya Iman Abu Nawas. Setelah mereka mencapai kata sepakat, mereka berangkat menemui Abu Nawas di kediamannya.

Ketika mereka datang Abu Nawas sedang melakukan solat Dhuha. Setelah dipersilahkan masuk oleh isteri Abu Nawas mereka masuk dan menunggu sambil berbincang-bincang santai.

Selesai solat Abu Nawas menyambut mereka. Abu Nawas dan para tamunya bercakap-cakap sejenak.

"Kami sebenarnya ingin mengajak engkau melakukan pengembaraan suci. Kalau engkau tidak keberatan bergabunglah bersama kami." kata Ahli Yoga.

"Dengan senang hati, aku akan mengikuti rancangannya?" tanya Abu Nawas jujur.

"Besok pagi." kata Pendeta.

"Baiklah kalau begitu kita bertemu di warung teh besok." kata Abu Nawas menyanggupi.

Hari berikutnya mereka berangkat bersama. Abu Nawas mengenakan jubah seorang Sufi. Ahli Yoga dan Pendeta memakai seragam keagamaan mereka masing-masing. Di tengah jalan mereka mulai diserang rasa lapar karena mereka memang sengaja tidak membawa bekal.

"Hai Abu Nawas, bagaimana kalau engkau saja yang mengumpulkan derma guna membeli makanan untuk kita bertiga. Karena kami akan mengadakan kebaktian." kata Pendeta. Tanpa banyak bicara Abu Nawas berangkat mencari dan mengumpulkan derma dari dusun satu ke dusun lain. Setelah derma terkumpul, Abu Nawas membeli makanan yang cukup untuk tiga orang. Abu Nawas kembali ke Pendeta dan Ahli Yoga dengan membawa makanan. Karena sudah tak sanggup menahan rasa lapar Abu Nawas berkata, "Mari segera kita bagi makanan ini sekarang juga."

"Jangan sekarang. Kami sedang berpuasa." kata Ahli Yoga.

"Tetapi aku hanya menginginkan bahagianku saja sedangkan bagian kalian terserah pada kalian." kata Abu Nawas menawarkan jalan keluar.

"Aku tidak setuju. Kita harus seiring seirama dalam berbuat apa pun:" kata Pendeta.

"Betul aku pun tidak setuju karena waktu makanku besok pagi. Besok pagi aku baru akan berbuka." kata Ahli Yoga.

"Bukankah aku yang engkau jadikan alat pencari derma Dan derma itu sekarang telah kutukar dengan makanan ini. Sekarang kalian tidak mengizinkan aku mengambil bahagian sendiri. Itu tidak masuk akal." kata Abu Nawas mulai merasa jengkel. Namun begitu Pendeta dan Ahli Yoga tetap bersikeras tidak mengizinkan Abu Nawas mengambil bahagian yang menjadi haknya.

Abu Nawas merasa kurang senang. la mencuba sekali lagi meyakinkan kawan-kawannya agar mengizinkan ia memakan bahagianya. Tetapi mereka tetap saja menolak.

Abu Nawas benar-benar merasa jengkel dan marah. Namun Abu Nawas tidak memperlihatkan sedikit pun kejengkelan dan kemarahannya.

"Bagaimana kalau kita mengadakan perjanjian." kata Pendeta kepada Abu Nawas.

"Perjanjian apa?" tanya Abu Nawas.

"Kita adakan lumba. Barangsiapa di antara kita bermimpi paling indah maka ia akan mendapat bahagian yang terbanyak yang kedua lebih sedikit dan yang terburuk akan mendapat paling sedikit." Pendeta itu menjelaskan.

Abu Nawas setuju. la tidak memberi komentar apa-apa.

Malam semakin larut. Embun mulai turun ke bumi. Pendeta dan Ahli Yoga mengantuk dan tidur. Abu Nawas tidak bisa tidur. la hanya berpura-pura tidur. Setelah merasa yakin kawan-kawannya sudah terlelap Abu Nawas menghampiri makanan itu. Tanpa berpikir dua kali Abu Nawas memakan habis makanan itu hinggatidak tersisa sedikit pun. Setelah merasa kekenyangan Abu Nawas baru tidur.

Keesokan hari mereka bangun hampir bersamaan. Ahli Yoga dengan wajah berseri-seri bercerita, "Tadi malam aku bermimpi memasuki sebuah taman yang mirip sekali dengan Nirvana. Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dalam hidup ini."

Pendeta mengatakan bahwa mimpi Ahli Yoga benar-benar menakjubkan. Betul betul luar biasa. Kemudian giliran Pendeta menceritakan mimpinya.

"Aku seolah-olah menembus ruang dan waktu. Dan temyata memang benar. Aku secara tidak sengaja berhasil menyusup ke masa silam dimana pendiri agamaku hidup. Aku bertemu dengan beliau dan yang lebih membahagiakan adalah aku diberkatinya."

Ahli Yoga juga memuji-muji kehebatan mimpi Pendeta, Abu Nawas hanya diam. la bahkan tidak merasa tertarik sedikitpun.

Karena Abu Nawas belum juga buka mulut, Pendeta dai Ahli Yoga mulai tidak sabar untuk tidak menanyakan mimpi Abu Nawas.

"Kalian tentu tahu Nabi Daud alaihissalam. Beliau adalah seorang nabi yang ahli berpuasa. Tadi malam aku bermimpi berbincang-bincang dengan beliau. Beliau menanyakan apakah aku berpuasa atau tidak. Aku katakan aku berpuasa karena aku memang tidak makan sejak dini hari Kemudian beliau menyuruhku segera berbuka karena hari sudah malam. Tentu saja aku tidak berani mengabaikan perintah beliau. Aku segera bangun dari tidur dan langsung menghabiskan makanan itu." kata Abu Nawas tanpa perasaa bersalah secuil pun.

Sambil menahan rasa lapar yang menyayat-nyayat Pendeta dan Ahli Yoga saling berpandangan satu sama lain.

Kejengkelan Abu Nawas terobati. Kini mereka sadar bahwa tidak ada gunanya coba-coba mempermainkan Abu Nawas, pasti hanya akan mendapat celaka sendiri.

Kumpulan Pantun Jenaka

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju

Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana

Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci

Bunga mawar bunga melati
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya

Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati

Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.

Tiap nafas tiadalah kekal
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu manfaat

Krisis Ekonomi dan penangkapan maling berkepanjangan



  • Kalian tahu, sekarang banyak macam krisis ekonomi. Mulai dari segi finansial, dan lainnya. Nah, sekarang kita temui keluarga yang satu ini. Keluarga yang satu ini krisis ekonomi. Krisisnya dari segi keuangan. Malahan, mereka sampai krisis terus-terusan.
    Lihatlah salah satu dialog berikut ini:
    Pewawancara: Kalian kan krisis ekonomi. Krisis ekonomi apa?
    Narasumber: Krisis ekonomi dari segi keuangan
    Pewawancara: Lho, kok bisa krisis ekonomi? Awalnya uang bapak kan banyak
    Narasumber: Soalnya uangnya di-rampok maling
    Pewawancara: Pantas sekarang jadi krisis keuangan gara-gara maling
    Akhirnya diteleponlah polisi (krisis keuangan gara-gara maling merampok uang itu)
    Inilah dialog si narasumber tadi dengan polisi. Narasumbernya …

Doraemon,sebuah kisah klasik untuk masa depan

kelima tokoh utama Doraemon

Waktu kecil, saya amat suka kalau sudah didongengi oleh ayah saya. Berbagai macam dongeng pun keluar. Barangkali kawan-kawan juga demikian. Mulai dari dongeng asli Indonesia, sampai dongeng impor semacam Andersen, Grimm, Dr. Seuss, etc. kebanyakan dongeng itu berkisah sebuah negeri antah-berantah di zaman dahulu kala (a long time ago, in a land far, far away…) mengajarkan nilai moral. Tetapi sadarkah, ada sebuah dongeng, dengan banyak cerita, dekat dengan realita, dan hadir di TV setiap hari minggu? Mari saya perkenalkan, dialah Doraemon….

Doraemon yang diciptakan duo mangaka, Fujimoto Hiroshi dan Abiko Motoo yang berkolaborasi dengan nama pena Fujiko Fujio, memang adalah legenda. Baru-baru ini Kementrian Luar Negeri Jepang menetapkan Doraemon sebagai Duta Besar Anime pertama dari negeri itu. Di Indonesia, malahan Doraemon dipakai sebagai simbol perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

Doraemon sendiri berkisah di Tokyo pada dekade 70-an, di sebuah lingkungan yang umum. Nobi Nobita adalah seorang anak pada umumnya, dengan ciri khasnya: sering dimarahi guru, malas mengerjakan PR, buruk dalam olahraga, pintar dalam menembak dan tidur siang, dan mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi. Ayahnya, Nobisuke, adalah seorang warga kelas pekerja yang pergi-pagi-pulang-sore, selalu gagal dalam ujian SIM, mantan pelukis, dan terkadang ditekan atasannya di tempat kerja. Ibunda Nobita, Tamako, adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Dominan (ditakuti juga oleh suaminya), pengurus rumah tangga yang utama, dan sering dipusingkan oleh kelakuan Nobita yang sering tidak bertanggung jawab. Mereka hidup layaknya keluarga kelas menengah secara wajar sampai suatu hari: Doraemon tiba dari abad ke-22 di laci meja belajar Nobita. Dan kisah Doraemon pun dimulai……

Doraemon dikirimkan cucu Nobita kelak, Sewashi, dari abad ke-22 untuk membantu Nobita dalam menghadapi permasalahan dia sehari-hari, sekalian untuk membuat Nobita menjadi lebih baik. Doraemon yang amat doyan kue dorayaki sendiri adalah sebuah robot pengasuh anak (model Dora) berbentuk kucing dan berwarna kuning, yang malangnya adalah produk afkiran. Dibeli oleh keluarga Sewashi, dia pun mengasuh bocah imut itu. Namun malangnya, Doraemon pun kerap menimbulka masalah. Kantong Ajaibnya (yang digunakan untuk menyimpan barang-barang untuk mengasuh anak) sering mengeluarkan alat yang salah. Suatu hari telinga Doraemon habis digigit tikus, dan dengan panik dia mencoba mengeluarkan obat penumbuh telinga dari kantongnya, namun yang keluar adalah obat peluntur warna. Sejak saat itulah, Doraemon kehilangan telinganya, menjadi berwarna biru (warna dasar setiap Robot Dora), dan amat takut pada tikus.

Nobita memiliki banyak teman sepermainan. Ada Minamoto Shizuka, anak perempuan manis yang ditaksir Nobita. Dia cantik, pandai, sangat suka mandi, dan ikut les piano atas paksaan ibunya. Ada juga Gouda Takeshi yang dikenal kawan-kawannya dengan sebutan Giant. Dia adalah anak dari keluarga pedagang, kuat (yang kekuatannya sering disalahgunakan), kapten dari Tim Baseball Giants, suka menindas teman-temannya, amat yakin dengan kemampuan vokalnya (yang sayangnya sangat buruk) tapi memiliki rasa moral yang tinggi. Ada lagi Honekawa Suneo, putra tunggal dari sebuah keluarga kaya. Manjaan berlebihan yang diberikan keluarganya membuat dia sering meremehkan orang lain. Dia lumayan pintar, doyan memamerkan harta keluarganya. Bersahabat dekat dengan Giant, dan agak minder dengan tinggi badannya.

Plot Doraemon berfokus pada kehidupan sehari-hari, lengkap dengan masalahnya. Sejak kedatangan Doraemon, dia jadi mengandalkan Doraemon untuk menyelesaikan masalahnya. Doraemon yang tidak tahan dengan rajukan Nobita, akhirnya mengalah dan mengeluarkan peralatan canggih dari kantongnya untuk menyelesaikan masalah Nobita. Tapi dasar Nobita, dia seringkali menyalahgunakan alat yang dikeluarkan Doraemon. Kelakuannya itu kerap kali medatangkan karma, dan berbalik pada kesialan yang menimpa dirinya. Ini adalah salah satu nilai moral yang diajarkan Doraemon: secanggih apapun, kalau disalahgunakan maka hanya kesengsaraan yang menimpa.

Doraemon pun adalah serial yang amat visioner. Dalam banyak episode, Doraemon banyakdiceritakan tentang petualangan Nobita dan kawan-kawannya ke negeri masa depan, dengan teknologi yang murni digunakan untuk harmonisasi manusia dengan lingkungannya, bukan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Pandangan saya terhadap lingkungan pun amat dipengaruhi dengan status saya sebagai salah satu anak didik Doraemon.

Salah satu episode yang paling saya suka adalah petualangan Nobita dan kawan-kawannya di Planet Binatang. Di situ diceritakan tentang Binatang yang sudah berevolusi menjadi mirip manusia, yang hidup secara harmonis dengan sesamanya. Mereka hidup dengan damai (tidak ada tentara, bahkan saat tahun baru, polisi dan penjahat sama-sama libur seminggu). Mereka hidup dengan harmonisasi pada alam, memanfaatkan teknologi yang amat sangat ramah lingkungan. Sebelum berevolusi, mereka adalah binatang pada umumnya yang hidup pada bulan planet itu, sampai perang nuklir dan kerusakan lingkungan menghancurkan bulan. Seorang ilmuwan yang menyadari hal itu, lalu mencptakan alat transportasi berbentuk gas dan memindahkan binatang-binatang itu ke planet mereka tinggal sekarang. Suatu hari, manusia yang tersisa dari bulan menyerbu planet para binatang, dan Nobita yang tidak tahan akan hal itu lalu mengajak teman-temannya, bersama-sama menyelamatkan planet yang indah itu….

Akhir kata, saya amat salut pada Doraemon. Dia sudah mengajarkan nilai-nilai moral dengan amat baik, tanpa kesan menggurui. Nilai-nilai tentang persahabatan pun amat kental dirasakan di sini. Walaupun Giant dan Suneo sering mengganggu Nobita, tetapi pada saat-saat sulit mereka akan membantu dengan tulus tanpa pamrih apapun. Konflik rumah tangga a la sinetron pun nyaris dibilang tidak ada di sini. Penggambaran karakter maupun setting yang amat down-to-earth menjadi nilai tambah dari seri ini. Doraemon sudah berhasil mendidik sebuah generasi: Generasi Doraemon.

Namanya Gusti!!!!!!!!!!!!

Entah kemana saja langkah kaki ku akan kuarahkan. Yang kutahu hari ini aku harus menjual sesuatu, apapun itu. Kuketuk perlahan pintu sebuah rumah yang ada di belokkan kompleks ini.

“Selamat siang ibu,..........saya........”, belum sempat aku meneruskan kalimatku itu si Ibu gembrot itu langsung mengibaskan tangannya. Seolah-olah hendak mengusirku seperti majikan yang pergi meninggalkan anjingnya di tengah padang rumput. Dengan berat aku pun meninggalkan kediaman yang sama sekali tidak bersahabat itu.

Sepatu van tofel ku ini sudah sangat lusuh sekali meski setiap hari hampir aku selalu menyemirnya dengan semir sepatu sisa bekas milik Pak Udin yang selalu mangkal di ujung gang sempit dekat kost ku itu. Panas tengah hari bener-bener menari diatas kepalaku, sehingga membuat ubun-ubunku seakan menangis menitikkan keringat tanda kesedihan belum satu pun rupiah aku dapatkan di hari ini.

“Mas,......es teh tawar satu”, teriakku kepada seorang penjual HIK di pinggir jalan. Aku bisa melihat gurat kecewa si abang penjual ketika aku memesan es teh tawar itu berarti dia hanya dapat menerima tujuh ratus rupiah saja. Dengan malas dia menyerahkan minuman itu di hadapanku.

Aku langsung meneguknya habis tandas tanpa tersisa setetes pun. Hah,...sudah hampir dua minggu aku berjualan ATK ini sama sekali tidak ada yang laku. Kapan aku bisa dapat bonus kalau kayak gini? Padahal Irfan saja sudah bisa mendapatkan bonus dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah untuk 10 set ATK ditambah komisi sepuluh %. Belum cukup baru-baru ini dia berhasil kredit motor di sebuah leasing motor. Sementara aku yang mulai start bersama Irfan hanya mendapatkan uang jalan lima belas ribu per hari saja tanpa ada tambahan sedikit pun. Aku melirik jam dinding yang menempel di pojok warung HIK tersebut. Hah,.....sudah setengah satu. Pantas saja hewan-hewan kecil di dalam perutku ini sudah merengek seakan minta diisi. Aku melirik gorengan yang disajikan diatas HIK ini.

“Pisang berapa mas?”, tanyaku lirih sambil mengkalkulasi berapa sisa uangku. Apakah cukup untuk membeli satu buah pisang? Supaya aku bisa pulang dengan selamat sampe ke kost tanpa harus berjalan kaki lagi selama 47 menit.

Si abang penjual itu hanya menjawab tanpa menoleh sedikitpun, “tiga ratus rupiah. Yang lainnya juga sama”. Rupanya dia sedang sibuk memasak mie instant pesenan seorang satpam yang bertugas di Bank swasta yang ada di depan. Tujuh ratus ditambah tiga ratus berarti seribu, masih ada sisa uang dua ribu lima ratus buat naik bis dan ojek untuk sampe ke rumah. Dengan semangat aku mengambil satu potong pisang goreng untuk mengganjal isi perutku, dan serta merta aku keluarkan satu lembar seribuan dan pergi meninggalkan warung itu. Kapok aku makan disitu.

Yach apa mau dilacur, ada uang abang sayang. Mungkin pepatah itu adalah salah satu yang tepat untuk menggambarkan betapa berkuasanya uang sekarang ini. Entah orang bawah orang atas semua berebut akan kuasa uang. Orang miskin antre beras dan minyak tanah karena harganya yang setengah miring. Sampe-sampe Ibu Broto tetangga seberang harus antre dari subuh sekali untuk bisa mendapatkan dua liter minyak tanah dengan harga lima ribu empat ratus rupiah. Hah, mungkin malam ini aku terpaksa puasa lagi. Atau coba sebentar kuingat kata Pak RT, hari ini mas Dadang sakit jadi tidak bisa ikutan ronda. Ah siapa tahu saja jatah giliran makan malam hari ini jatuh ke Pak Hendra. Baik banget orang kaya itu, selalu memberikan makanan berlebih ketika ronda malam tiba.

Mungkin maksudnya memang untuk menyogok para warga sich. Orang kaya.......bebas mau ikut atau tidak asal sepanjang ada duit. Engga ikutan kerja bakti asal nyumbang dua ratus ribu rupiah untuk konsumsi beres sudah. Tidak ada celaan dari warga sekitar. Beda sekali dengan Pak Idris pembersih sampah yang tidak bisa ikutan kerja bakti karena harus mengurus Ibunya yang sakit. Mau tak mau dia tidak bisa mengganti uang kehadiran, sebab uangnya habis untuk membeli obat untuk ibunya tersebut. Tapi, ibu-ibu diujung gang sudah ribut ketika tukang sayur datang.

“Denger dech masa si Idris ngga ikutan kerja bakti. Udah dekil gitu aja sok nolak kerja bakti segala. Alasannya ibunya sakit! Bilang aja udah malas kerja ngangkut sampah gituan. Huh mahal-mahal kita bayar seratus tiga puluh tujuh ribu rupiah per bulan buat dia ngangkut sampah. Tapi kerja gitu aja udah malas”, suara sura sumbang itu pun bermunculan. Terutama dari mulut ibu usil, Bu Gembrot. Akibatnya Pak Idris pun terpaksa pindah kontrak ketimbang dia semakin dijauhi dan diberitakan yang tidak-tidak oleh warga sekitar.

Kasihan Pak Idris, sampe kemarin akhirnya aku merelakan uangku sepuluh ribu rupiah untuk bekalnya dia balik ke kampungnya di Indramayu. Meski aku tahu uang segitu tidak ada nilainya. Tapi, Pak Idris tampak berkaca-kaca sekali, “Makasih Mas Gusti. Mugi-mugi Sing kuasa ngeparengke balasanne kangge Mas Gusti”. Biar Pak Idris orang Indramayu, tapi dia fasih sekali berbahasa Jawa ketika kami bertemu. Sebenarnya Pak Idris itu orang yang baik sekali, jujur, sholeh, tak pernah mengeluh. Sering kita suka tirakat bareng, dan mengaji bersama. Siang ini aku berencana untuk masuk ke daerah ruko baru yang ada di ujung kompleks sana. Meski penjagaannya ketat, tapi aku harus berusaha untuk tetap bisa dapat menjual satu set ATK hari ini. Kalau tidak terpaksa aku harus mencari pekerjaan baru, karena supervisor ku sendiri mengancam jika hari ini aku tidak bisa menjual satu set, dia akan mencari pengganti ku yang antre di belakang.

“Kalau kamu ngga becus njual satu set aja. Udah berhenti sana jadi sales, masih ada dua ratus pelamar lebih yang ingin mendapatkan pekerjaan kamu”, ancam Pak Zakaria supervisor pendek hitam yang selalu membuat ku teringat akan Piet Hitam.

Saat aku akan berbelok, tiba-tiba saja muncul sebuah musholla putih pualam berhiaskan marmer warna merah muda. Perasaanku mengatakan kalau musholla ini dulu belum ada sekitar tiga minggu yang lalu waktu aku berkunjung kesana. Ah masa bodoh lah, toch yang penting aku juga belum shalat. Dengan segera aku melepaskan sepatu ku dan kutaruh barang daganganku di tiang sisi barat. Sesaat setelah mengambil wudhu aku melihat seorang lelaki berperawakan sedang masuk ke dalam musholla. Aku pun menepuk pundak kanannya, tanda bahwa aku ingin shalat berjamaah hari ini. Pria itu pun akhirnya menjadi imam. Kami shalat begitu khusyuk sekali. Dalam hati entah mengapa aku merasa begitu dekat sekali dengan sang Khalik. Seolah-olah Dia memandangku dengan Kuasa-Nya dari atas ke arahku. Aku tak pernah merasakan shalat yang sedemikian ini sebelumnya. Baru pertama kali ini aku bisa bisa benar benar khidmat. Hingga tak terasa mataku menggelembung seakan mau pecah. Ketika tahiyat berakhir dan aku berniat ingin salaman bersama pemuda itu. Entah mengapa dia hilang dari arah pandangan ku. Apa mungkin dia pergi duluan ketika sudah selesai berjamaah? Ah tak mungkin? Jadi siapa dia?

Perasaan takut campur aduk berkecamuk di dalam diriku. Meski merasa sedikit khawatir aku keluar dengan perlahan dari dalam masjid. Sesudah itu aku melangkah menuju arah kompleks ruko. Deretan kantor ada disitu semua. Diujung ada kantor playgroup, dia sebelahnya rumah makan, sebelahnya kantor pengacara, sebelahnya lagi sebuah BPR, sebelahnya lagi adalah kantor notaries. Pelan-pelan aku mendekat ke arah ruko pertama yang aku masuki.

Bismillah..................bisikku dalam hati.

“Selamat siang Mbak? Perkenalkan saya Gusti. Saya mau menawarkan alat tulis kantor dari brand Swalow. Kami menyediakan pulpen, pensil, penggaris, dan semacamnya Mbak......Mungkin mbak tertarik?”, sapaku sopan setelah mendorong pintu geser tersebut, tampak seorang wanita berjilbab menyambutku dengan penuh senyum.

“Silahkan duduk dulu Mas Gusti. Kebetulan saya memang lagi mencari kertas fax dan beberapa peralatan tulis menulis. Kalau boleh tahu berapa harga yang ditawarkan?”, tanyanya ramah.

Aku kemudian mengeluarkan daftar harga, toch aku juga tidak berniat menaikkan harga jual dari harga resmi. Tidak etis rasanya kalau kita sudah bekerja dengan sistem komisi masih harus menaikkan harga lagi.

“Wah harga grosir yach? Kalau gitu mas Gusti saya pesen pulpennya dua lusin, pensil nya dua lusin juga”, sahut Mbak yang akhirnya aku tahu bernama Siska.

Dalam hati aku mengucapkan kalimat tahmid yang tidak terkira, ini berarti aku mendapatkan keuntungan yang lumayan.

Segera aku membungkuskannya sambil menyerahkan notanya ke Mbak Siska.

“Kok jadi sales sich Mas? Apa ngga capek nich?”, tanyanya.

Aku hanya tersenyum, “Namanya juga orang kerja Mbak. Kalau ngga gini saya ngga bisa makan!”.

“Emang mas terakhir pendidikannya apa?”, tanyanya lanjut.

“Saya kebetulan mengambil S-1 tekhnik informatika. Tapi cuma sampe semester tujuh aja jadi belum tamat”, sipuku malu. Baru kali ini ada orang baik yang mau menanyakan diriku. Walau aku juga tidak terlalu berani menatap dalam-dalam kearah Mbak Siska karena dia bukan muhrim ku.

“Loh kenapa ngga diterusin? Keasikan kerja yach Mas?”.

“Bukan mbak, masalah klasik kok”, jawaku lagi.

Mbak Siska pun berhenti menanyakan diriku lagi. Dia kemudian menyerahkan uang seratus ribu kepadaku untuk pembayaran produk senilai total tiga puluh ribu rupiah.

“Wah ngga ada yang kecil yach Mbak?”.

“Kembaliannya buat Mas Gusti aja”, jawabnya pendek.

“Wah saya nda enak dong kalau gitu sama Mbak Siska, biar saya tukerin dulu yach Mbak sama orang yang ada di depan”.

“Eh ngga usah Mas Gusti. Bener sisanya buat Mas Gusti aja. Saya ikhlas kok”, terangnya sekali lagi meyakinkanku sambil mencegah kepergianku.

“Tapi, kok besar sekali yach mbak....tujuh puluh ribu loh Mbak”, kataku.

Mbak Siska hanya tersenyum, “Ya udah biar impas saya minta tolong dech sama Mas Gusti. Tolong saya di installin network komputer FO saya sama tiga komputer lainnya. Bisa toch Mas............?”.

Aku mengangguk, network sudah aku kuasai semenjak aku masih di semester satu saat kuliah dulu. Dengan segera aku menyelesaikan permintaan Mbak Siska. Ruko ini pun aku nilai cukup besar juga Karena terdiri dari tiga lantai dan, tiap lantainya disekat menjad 4 ruangan.

“Sudah Mbak Siska......semua sudah beres. Bisa mbak Siska check nanti. Kalau misalnya ada apa apa biar nanti saya perbaiki”, jawabku. Mbak Siska itu kemudian mulai sibuk mengecek garapanku.

“Wah bener mas sudah bisa.......makasih yach! Dari tadi saya sudah berusaha loh mas untuk mengconnect nya tapi ngga bisa bisa juga. Makanya saya minta satpam untuk mencari tenaga reparasi....eh ternyata bisa sama Mas Gusti”, jelas Mbak Siska.

Aku hanya tertunduk malu, “Kalau gitu saya mohon pamit yach Mbak. Terimakasih buat semuanya. Kalau ada apa-apa bisa contact ke nomor ini. Ini nomor kantor saya”, ucapku sambil menyerahkan selembar kartu nama kucel tersebut.

“Ohh baik baik Mas Gusti terimakasih juga atas bantuannya yach!!!”,.

Aku keluar dengan penuh senyum. Alhamdullilah hari ini aku tidak jadi dipecat, dan masih ada banyak sisa uang untuk bisa aku pergunakan.

Aku menatap selembar uang seratus ribu yang aku pegang dari Mbak Siska,....ehm aneh ech kok kelihatan lebih tebal. Masyaallah ketika aku geser ternyata masih ada 5 lembar tersisa. Rupanya uang itu melekat sedemikian rupa. Buru-buru aku menggedor pintu ruko itu lagi dengan niatan untuk mengembalikan kelebihan uang tersebut.

“Permisi Mbak Siska......misi”, sahutku.

Muncul seorang Mas-mas yang perawakkannya tinggi, “Wah maaf Mas kita ngga butuh barang”, tolaknya halus.

“Engga Mas....saya hanya ingin ketemu sama Mbak Siska aja kok mau menyerahkan kelebihan uangnya”, jawabku.

“Mbak Siska? Wah ngga ada yang namanya Mbak Siska disini Mas........emang orangnya gimana?”, tanyanya balik.

“Dia tingginya sedang pake jilbab warna biru muda dan ada tahi lalat di pipinya Pak.....”.

Lelaki itu tampak kaget dengan penjelasanku. Buru-buru dia masuk dan mencegahku untuk pergi. Dengan segera pria muda itu kembali bersama dengan seorang bapak berumur diatas lima puluh 5 tahun.

“Selamat siang mas,....saya Pak Punto manager branch kantor ini. Apa bener Mas....melihat seorang wanita muda berjilbab warna biru?”, tanya lelaki itu.

“Iya pak baru tadi siang saya kesini untuk menawarkan ATK produk saya? Memangnya kenapa pak?”.

Bapak itu kemudian tampak menghela nafas sejenak sebelum kemudian dia bercerita, “wanita muda yang bapak temui itu.....sebenarnya adalah manajer TK ini sebelum saya namanya betul Mbak Siska. Kebetulan baru kemarin dia naik haji...”.

“Alhamdullilah.....masih muda segitu sudah bisa naik haji yach Pak. Subhanallah....”, sahutku. Dalam hati pun aku bertanya apakah aku bisa menginjakkan kaki ke tanah suci?

“Namun itu dia masalahnya Mas.......waktu wukuf di Padang Arafah beliau terlepas dari rombongan besar jamaah haji Indonesia. Dan hingga sekarang belum dapat ditemukan dimana beliau berada.......jadi mungkin yang ditemui oleh mas itu bukan mbak siska yang sebenarnya”.

Wallahualam dengan kejadian tersebut....aku hanya dapat menyembunyikan rasa penasaran dan keherananku akan kejadian yang terjadi siang itu dan entah mengapa uang ratusan ribu itu tiba-tiba saja berubah menjadi mata uang real arab Saudi.

………………………………….TAMAT…………………………………….

Tips Mencari Kamera Digital Yang Keren

kamera digital

kamera digital

Anda ingin model kamera seperti apa? digital atau analog, yang perlu diperhatikan dalam sebuah kamera adalah pada teknologi lensa, karena bagian inilah yang menjadi mata kamera dalam membidik dan menangkap obyek.

Dilihat dari teknologi lensanya, ada 3 pilihan teknologi kamera digital secara gradual, yaitu kamera semi-SLR, kamera saku, dan kamera SLR.

SLR (single lens reflex), adalah sebuah teknologi lensa kamera bergerak yang terpasang di antara media penangkap obyek dan lensa kamera . Teknologi SLR ini bisa membuat kamera mencitrakan obyek yang ita bidik seperti aslinya atau apa adanya.

Kamera saku tidak memiliki kemampuan untuk mencitrakan obyek yang kita bidik seperti aslinya, kamera ini hanya dibekali lensa zoom. Kamera jenis saku in agak lambat dalam imagecapture (proses membidik hingga menyimpan hasil bidikan tersebut).

Kamera semi-SLR adalah kamera digital yang dilengkapi dengan lensa SLR dan satu tingkat di atas kamera saku. Ada dua yg menjadi perbedaan utama antara kamera digital dengan kamera SLR, yaitu lensa dan viewfinder. Kamera semi-SLR hanya punya lensa tunggal yang terpasang di bodi kamera, sehingga tidak dapat berganti lensa seperti yang ada pada kamera SLR.

Teknologi viewfinder-nya juga berbeda meski sama-sama memakai lensa SLR untuk membidik, karena yang tampil di LCD layar kamera semi-SLR adalah pencitraan digital. Sementara pada kamera SLR, yang tampil di LCD merupakan hasil pencitraan optik.

Kamera SLR merupakan kamera digital paling berkelas karena mempunyai bermacam koleksi lensa SLR untuk berbagai keperluan yang berbeda. Harganya memang mahal karena sebagian besar komponen harganya berasal dari variasi lensa SLR yang bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan.

Mau memilih genre kamera digital yang mana, tentunya harus sesuai dengan kebutuhan. Kalau cuma untuk suasana yang fun dan rekreasi, tentunya pilihannya adalah kamera saku yang murah meriah. Tapi kalau untuk kebutuhan profesional tentu saja pilihannya adalah kamera SLR.

Jika ingin menganggarkan kedua kebutuhan itu, pilihannya adalah kamera semi-SLR yang sering juga disebut sebagai kamera prosumer, singkatan dari kata professional dan consumer.

Handphone Buatan Indonesia

Syukurlah, di tengah membanjirnya produk handphone-handphone buatan luar negeri, ternyata ada juga handphone-handphone dengan merek lokal.Handphone-handphone merek lokal itu ada yang hanya dirakit di Indonesia setelah diimpor komponen dan suku cadangnya dari negara lain, atau ada juga yang benar-benar diproduksi Indonesia, walau ada beberapa komponen masih harus diimpor dari luar negeri.

Salah satu handphone lokal adalah merek Nexian–yang menjadi pertanyaan mengapa menggunakan merek asing (dalam hal ini China atau Korea?) jika mengaku produk dari Indonesia?–diproduksi oleh PT Nexian Technology yang didirikan dari beberapa perusahaan, yaitu:PT INTI Pisma Internasional, PT J-Tech Manufacturing of Indonesia,PT Airwave Technology, dan PT Metrotech Jaya Komunika.

Walaupun masih tergolong baru dalam bisnis Handphone, nampaknya minat pasar terhadap produk handphone Nexian cukup tinggi.Hal ini bisa dibuktikan dengan diberikannya penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Nexian yang mampu menjual 100.000 unit dalam waktu 6 bulan. Bahkan rencananya, produk Nexian NX330 akan diekspor ke Filipina.

Hal ini cukup membanggakan kita, ternyata bangsa kita tidak hanya bisa membeli dan membeli saja produk-produk teknologi handphone dari luar negeri.Kita bisa juga membuat produk handphone sendiri walau mereknya tersebut masih asing terdengar oleh telinga kita.

Selain mampu membuat, poduk handphone buatan Indonesia harus memiliki kualitas yang bagus,”bandel”,kuat,tidak sering “hang” dan memiliki fitur-fitur yang lengkap sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Sebagai saran saja, seharusnya handphone buatan Indonesia harus memiliki konsep Handphone Upgradeable, yaitu Handphone yang bisa dimodifikasi dan dimaksimalkan kinerja handphone tersebut oleh pengguna handphone itu sendiri. Mulai dari chasing handphone itu yang bisa diganti-ganti, sistem operasi yang bisa dimodifikasi dan ditingkatkan kinerjanya, hingga fitur-fitur yang ada di dalamnya seperti aplikasi-aplikasi dan game-game (game Java) dapat berjalan dengan baik,mudah diperolehnya (kalau perlu gratis untuk mendapatkannya).Di samping itu juga bisa mendukung sistem terbuka/Open System dan juga mendorong penggunaan OpenSource (misalnya menggunaka Linux Montavista) secara luas lagi.

Sebagai contoh,Handphone Motorola E398 bisa dibilang Upgrade Handphone, karena bisa dimodifikasi semua fitur-fitur di dalamnya dan ditingkatkan lagi kinerja dan kemampuannya.Mulai dari mengganti Skin Theme,penggunaan Sistem Operasi Linux,dan penambahan paket-paket aplikasi yang lebih lengkap lagi.Hal ini membuat timbulnya komunitas-komunitas pengguna handphone ini yang memiliki hobby yang sama yaitu mengoprek handphone Motorola E398 ini.

Saya yakin jika Nexian menganut Upgradeable Handphone, maka semakin banyak pengguna-pengguna Handphone Nexian di Indonesia, karena pada kebanyakan orang Indonesia memiliki sifat tidak puas, ingin sesuatu yang lebih dan lebih, sehingga hal ini mendorong kreativitas-kreativitas baru yang bisa muncul dari rasa tidak puas itu (dalam arti positif maupun negatif) yang bisa diupgrade dari handphone Nexian yang mereka miliki.

peran komputer bagi pendidikan anak

Pada awalnya komputer dititikberatkan pada proses pengolahan data, tetapi karena teknologi yang sangat pesat, saat ini teknologi komputer sudah menjadi sarana informasi dan pendidikan khususnya teknologi internet. Dalam hal pendidikan, komputer dapat dipergunakan sebagai alat bantu (media) dalam proses belajar mengajar baik untuk guru maupun siswa yang mempunyai fungsi sebagai Media tutorial, alat peraga dan juga alat uji dimana tiap fungsi tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Sebagai media tutorial, komputer memiliki keunggulan dalam hal interaksi, menumbuhkan minat belajar mandiri serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa / anak. Tetapi interaksi komputer dengan manusia belum dapat menggantikan interaksi manusia dengan manusia, selain itu mempunyai kelemahan lain yaitu kemauan belajar mandiri yang masih rendah. Komputer sebagai alat uji memiliki keunggulan dalam keobyektifan, ketepatan dan kecepatan dalam penghitungan tetapi masih belum dapat menilai soal-soal essai, pendapat dan hal yang terkait dengan moral dan etika. Yang terakhir, sebagai media alat peraga, komputer mempunyai kelebihan dapat memperagakan percobaan tanpa adanya resiko, tetapi membutuhkan waktu dalam pengembangannya.

Sebelum memperkenalkan komputer kepada anak, orangtua maupun guru seharusnya dapat memahami perkembangan pemahaman anak, dimana pada usia 0 -2 tahun anak mendapatkan pemahamannya dari penginderaannya. Kemudian usia 2 – 7 tahun anak mulai belajar menggunakan bahasa, angka dan simbol-simbol tertentu. Pada usia 7 – 12 tahun anak mulai dapat berpikir logis, terutama yang berhubungan dengan obyek yang tampak langsung olehnya.

Yang saat ini perlu menjadi perhatian bagi orangtua maupun guru adalah bagaimana cara memperkenalkan komputer kepada anak. Hal yang perlu dicoba adalah dengan program-program aplikasi (software) yang bersifat “Edutainment” yaitu perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Selain itu program (software) aplikasi “Edutainment” tersebut mempunyai kemampuan menumbuhkembangkan kreatifitas dan imajinasi anak serta melatih saraf motorik anak. Contohnya program permainan kombinasi benda, menyusun benda atau gambar (Puzzle) serta program berhitung dan software-software lain yang didukung perangkat multimedia.

Selain program aplikasi (software), dunia internet semakin berarti bagi anak-anak. Internet memungkinkan anak mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di samping itu masih ada manfaat lain yang didapat dari internet, misalnya surat menyurat (E-mail), berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi (download).

Untuk perkembangan pendidikan selanjutnya teknologi “Teleconference” (Konferensi interaktif secara on line dari jarak jauh) dirasakan sudah pantas di coba dan dikembangkan, karena dapat menghemat waktu, tenaga pengajar, kapasitas ruang belajar serta tidak mengenal letak geografis.

cerita tentang manba

Nama Kelompok:
Sugianto 29
Siti Aisyah 18
Ulfawiyah 32
Kelas XI IPA 2
MAN @ sekolah di Bangkalan yang menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah yang lainnya,maka dari itu kita bangga sekolah disana dan fasilitas yang terdapat di MANBA lengkap lho.............. seperti Lab.Komputer ,perpustakaan,workshop tata busana dan masih ba......nyak yang lainnya makannya sekolah di MANBA kamu mau kereatif a.....pa aja pasti bisa .apalagi gurunya lulusan S2 semua jadi pengetahuannya nggak usah diragukan lagi dech.kalau kalian gak percaya, datang aja ke Jl.Soekarno Hatta No.05 Bangkalan ntar ketemu sama kita-kita lho......................